Skip to content

Membangun Kepemimpinan Kolaboratif dan Inklusif di Pelatihan Kepemimpinan I-SEA Cohort 2

26 September 2024

Ruang SDG Academy di Tanoto Foundation dipenuhi semangat saat Changemakers dari 10 perusahaan sosial terpilih di program I-SEA menjalani pelatihan kepemimpinan selama dua hari pada 4-5 September 2024. Pelatihan ini mengajak mereka mengenali gaya kepemimpinan pribadi, membangun budaya kerja kolaboratif, dan menjadi pemimpin yang inklusif di perusahaan sosial mereka. Difasilitasi oleh Social Entrepreneurship Academy, IKEA Indonesia, dan Instellar, pelatihan ini menghadirkan suasana interaktif dengan diskusi dan sesi berbagi yang mendorong peserta saling mendukung demi kemajuan sosial yang lebih besar.

Mengenali Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi

Hari pertama pelatihan adalah momen refleksi diri. Changemakers diajak untuk mengeksplorasi gaya kepemimpinan dan bagaimana hal itu mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka. Dalam kelompok kecil, mereka berbagi cerita tentang tokoh pemimpin yang menginspirasi, kemudian melakukan brainstorming untuk mengidentifikasi karakteristik utama dari pemimpin tersebut. Melalui proses ini, mereka menjadi lebih sadar akan nilai dan karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Di sesi berikutnya, mereka belajar berkomunikasi lebih efektif dengan berbagi kisah perjalanan dan pencapaian masing-masing. Setiap orang memainkan peran di kelompok interaktif ini, ada yang berbicara, mendengarkan, atau mencatat karakter kepemimpinan yang muncul. Kegiatan ini mendorong para Changemakers untuk meningkatkan rasa percaya diri, empati, dan keterampilan komunikasi mereka, sambil mengenali potensi kepemimpinan yang ada dalam diri mereka.

Memahami Gaya Belajar untuk Kepemimpinan yang Efektif

Di hari kedua, suasana makin seru dengan permainan team building dan latihan komunikasi yang mendalam. Changemakers tidak hanya belajar menjadi team player yang kompak, tetapi juga menjadi pendengar yang penuh perhatian. Keterampilan ini membantu mereka merespons dengan lebih bijak dan mengasah kemampuan bertanya yang lebih cerdas, yang pastinya penting buat menciptakan diskusi bermakna dengan mempelajari pendekatan nondirektif.

Selain itu, Changemakers juga mengeksplorasi preferensi gaya belajar masing-masing, mulai dari aktivis, reflektor, teoris, sampai pragmatis. Setiap gaya belajar punya kelebihan unik, dan pemahaman ini membantu mereka membuat strategi belajar yang lebih efektif. Hal ini tidak hanya mendorong pengembangan diri, tetapi juga penting untuk menjadi pemimpin yang dapat membimbing dan mendukung tim. Pada akhirnya, mereka akan siap menciptakan lingkungan kerja yang membantu semua orang bisa berkembang dan berkontribusi secara optimal.

Dua hari pelatihan ini benar-benar membangun semangat para Changemakers! Mereka tidak hanya mengasah keterampilan kepemimpinan dan komunikasi, tetapi juga mempelajari gaya belajar untuk jadi pemimpin yang lebih efektif. Di dunia social entrepreneurship yang dinamis, kita butuh pemimpin yang bisa beradaptasi dan mendorong perubahan. Jadi, siap-siap untuk berbagi cerita, mendengarkan pengalaman orang lain, dan saling mendukung agar pembelajaran jadi lebih menyenangkan dan bermanfaat!